Kukibarkan Dikau Sang Dwi Warna

by - Agustus 16, 2020

 

Kuikat  pelan-pelan 
Pada bambu-bambu tua
Yang kuambil dari penyanggah 
Sisa-sisa bangunan kota 
Kutancapkan
Kutegakkan 
Kukibarkan

Tak terhitung volume darah yang tumpah 
Tak terbilang jumlah nyawa melayang 
Telah banyak anak menjadi yatim
Sudah jamak istri terpaksa sendiri 
Supaya kau hadir di bumi pertiwi ini

Tak terkira nikmat terasakan karena kehadiranmu 
Petani tak takut lagi kesawah
Nelayan tak khawatir lagi melaut
Para pedagang tak was-was lagi dirampas
Para Ibu sudah biasa menyusui anaknya dengan tenang 
Musafir bebas berkelana kemana saja dengan aman

Anak-anak bisa Bersekolah 
Bermain dengan riuh
Para wanita tak terbatas menuntut ilmu
Para lelaki leluasa mencari nafkah
Sungguh nikmat alam merdekamu

Namun kini 
Negeriku kembali diuji
Corona datang mengkuliti
Segala aktivitas berubah kini
seumpama penjajah, corona menjarah semua sisi

Anak-anak tak bisa bercengkrama di sekolah
Guru tak dapat berjumpa dengan muridnya
Para suami kesulitan mencari nafkah
Para pekerja kena PHK
Banyak usaha gulung tikar
Lapangan kerja tertutup sudah
Lalu haruskah pasrah dan menyerah?

Merdeka yang telah diraih dengan susah payah
Harus diisi dengan usaha yang pantang menyerah

Merdeka berarti bebas berkreasi
Merdeka berarti bebas berkarya
Merdeka berarti bebas berinovasi
Merdeka berarti tidak terbelenggu oleh keadaan
Merdeka berarti mengalahkan segala keterbatasan
Merdeka berarti bangkit dari keterpurukan

Bangsaku yang kuat pasti dapat melewati ujian ini
Dengan saling bahu membahu
Menjaga keselamatan diri, orang lain dan bangsa ini
Jangan egois, jangan tak sabar
Karena para pejuang lebih lama berjuang
agar sang dwi warna berkibar di negeri ini
Jangan buat negeri kita dijajah lebih lama 
oleh sang Corona 

Dirgahayu 75 Tahun Indonesiaku
Semakin Jaya dan Maju Negeriku

Maafkan aku yang sering berkeluh kesah
Maafkan aku yang tak pandai berterimakasih
Maafkan aku yang hanya bisa menghargaimu sesederhana ini
Untuk Dikau sang Dwi warna

You May Also Like

0 komentar